J-A-K-A-R-T-A

By 6/27/2014

Kamis kemarin, ceritanya gue dan pacar muter-muter Jakarta naik kendaraan umum yang paling tersohor di Jakarta; TransJakarta. Pacar gue termasuk orang Jakarta tapi ke-kampung-an karena belum pernah naik busway, jadi lah, gue ajak dia naik busway.

Gue sama pacar sering obrolin apa aja, kejadian absurd yang kita alami, cerita pengalaman orang lain atau apa yang kita lihat. That's why i love him so much karena gue menemukan teman diskusi paling menyenangkan... Lalu, menyangkut perjalanan kita dengan TransJakarta, kita lihat keadaan busway yang mulai tidak sebagus pertama kali TransJakarta ini diresmikan, bangku yang mulai tidak kokoh dan miring, pegangan tangan yang mulai banyak lepas, atap-atap busway yang mulai lepas dan paling penting, AC yang sama sekali gak ada sejuknya.

Gue bilang ke pacar gue "Pemerintah Jakarta tuh harus punya anggran khusus buat pemeliharaan secara orang Jakarta tangannya suka iseng dan gak bisa rawat fasilitas umum". Pacar gue mengiyakan. Ada bukti akurat di depan matanya kenapa Pemerintah Jakarta memang harusnya punya anggaran khsusus buat pemeliharaan fasilitas umum, busway contoh kecilnya. 

Gue yakin, masih banyak lagi fasilitas-fasilitas umum di Jakarta yang rusak karena tangan tangan jahil penduduknya, dan akan PANJAAAANG BANGET kalau di buat listnya, mungkin lebih panjang dari spanduk-spanduk kampanye capres yang digabung jadi satu.

Ini hanya salah satu aspirasi pendek dari anak muda ingusan tentang Jakarta. Aneh ya, kota ini punya daya tarik sekeren apa sampai banyak banget penduduk luar Jakarta yang tertarik banget tinggal di Jakarta. Pekerjaan? Kehidupan yang lebih baik? Atau fasilitas yang semua serba ada? Buat fasilitas, gue akui Jakarta memang surganya, semua lengkap disini, dari barang halal pun haram, ada di kota ini dan bisa dengan mudah kita cari. Masalah pekerjaan atau kehidupan yang lebih baik, kalau ini gue agak ragu, kalau mau hidup kita lebih bagus, yaa usahanya juga 1000x lebih bagus dan buat usaha lebih bagus kaya gini, gak perlu datang jauh-jauh dari luar kota ke Jakarta. Cukup kerja di kantor dengan sepenuh hati dan semua akan jadi lebih baik kalau lakuin apapun dengan hati.

Ya gak? *kasih microphone ke pembaca*

Gue pribadi sih enggan menghabiskan sisa hidup gue dan stress di Jakarta, gue lebih tertarik buat hidup di Bandung, Semarang atau Malang actually. Kota ini terlalu sumpek, pikiran penduduk Jakarta tuh ajaib banget, bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan, kadang jahat, dan berubah lagi menjadi baik, dan orang-orang seperti ini yang  lebih membahayakan daripada orang jahat beneran, belum lagi masalah keamanan, terutama cewek seperti gue, gaya hidup anak mudanya yang buat gue jadi punya ide buat penelitian "Hubungan banyaknya uang jajan remaja di Jakarta dengan tingkat tempat nongkrong di Jakarta tahun 2014".

Jakarta....

Ngomong-ngomong, SELAMAT BERTAMBAH USIA JAKARTA OOOH JAKARTA...
Ke-487.

Jakarta ini sudah mulai renta, wahai Jakartanians... Mungkin sudah waktunya, kita merawat Jakarta yang sudah tua ini, layakanya nenek kita. Coba, lebih sayang dengan kota ini, pun kalau tidak bisa memberi kontribusi apa-apa ke Jakarta, jangan merusak apa yang ada di kota ini. Hal sekecil apapun. Kota ini milik kita bareng, Jantungnya Negara kesayangan kita, Indonesia. Bayangkan kalau sebuah Jantung berhenti atau rusak, suplai darah akan terhenti dan otak pun akan mati dan tamat lah riwayat kita. 

Kita beri kota ini imbalan karena Jakarta begitu baik memberi kita ruang untuk hidup, banyak memberi kesempatan membuat mimpi kita jadi nyata atau bertemu dengan jodoh kita yang tidak sengaja ketika sedang menunggu TransJakarta *berdeham*.


Jakarta... 
layaknya sebuah perpustakaan, kota ini seperti buku yang isinya ribuan pikiran dan hati penduduknya.

Oooh Jakarta...

You Might Also Like

0 komentar