teman kamar, DELAPAN !!
Setiap orang pasti maunya hidup punya privasi, ga terlalu banyak orang tahu urusan kita, apa yang kita kerjain atau hal-hal pribadi lainnya, Iya kan? Iya lah, wajar semua orang mau hidup kaya gitu!
Tapi...
Jalan hidup gue lain, kampus ngehek gue-yang ga perlu disebutkan namanya-menghapus hak privasi gue dengan membiarkan gue hidup di asrama yang isi kamarnya berdelapan.
Pahit banget, pahit..
Tapi itu realita yang harus gue jalankan selama kurang lebih satu setengah tahun selama gue menjalankan sekolah gue. Demi mimpi yang selalu gue agung-agungkan sedari gue belum paham kerjaan ini..
Terus gue bisa apa sekarang?
Ga banyak, gue hanya bisa belajar ikhlas dan nerimo, percayain semua sama rencana Tuhan yang sudah terbukti jelas lebih keren dibandingkan rencana kita.
Bentuk kamar ini normal dengan ukuran 5 x 6 meter, punya jendela yang bisa dibuat syuting ala-ala Enno Lerian. Tapi inti masalahnya bukan itu, cing.. Bukan desain interior atau feng shui dari kamar ini yang salah. Masalahnya adalah... kamar ini diisi berdelapan (gue ulang pakai capslock...) BERDELAPAN Men!!!
Ditambah bawaan penghuni kamar yang ga santai, yang lebih mirip orang diusir dari rumah dibanding mau menuntut ilmu.
Ngedumel?
Ngeluh?
Misuh-misuh?
Mau pergi ke pantai kemudian menariku?
atau
Mau pecahkan saja gelasnya biar ramai?
(berlebihan 'No, berlebihan..)
Hampir semua sudah dilakuin. Ibarat gue lagi ujian praktek, semuanya sudah memenuhi checklist keterampilan klinis, bedanya kalau ini memenuhi checklist penolakan tinggal di mess. Tapi lama-kelamaan, ya sudah lah... Gue mau protes atau demo kayak apa, petinggi kampus gue ditelinganya banyak serumen, sudah ga mau mendengarkan lagi. Daripada tenaga dan energi gue punah buat hal yang ga bisa merubah keadaan, mending gue buat kamar ini senyaman mungkin, supaya belajar enak dan istirahat enak.
Dan lebih penting lagi kamar ini harus mirip rumah kedua gue, rumah tempat dimana hati gue berada! :)))
Harus gue garisbawahi...
Hidup sama orang yang semuanya beda karakter, beda sifat walaupun satu tujuan itu ga lebih gampang ketimbang pasang infus.
SUSAH !!!!
Tapi kita semua sadar dan paham keadaan masing-masing, kita berusaha supaya apapun yang terjadi ga dibuat ngejelimet, ga dibuat susah, satu sama lain saling membantu, saling mengingatkan, sadar kalau kita semua anak rantau yang jauh dari orangtua dan mereka yang akan jadi lini pertama bala bantuan yang menolong seandainya punya masalah
Ya! Kita buat hidup di kamar ini serukun dan senyaman mungkin selama satu setengah tahun kedepan...
Tapi...
Sejujurnya...
(kalau mereka baca, bisa jungkir balik kesenangan ini)
Mereka semua nice person, natural, ga ada yang jaim atau belagu, ga ada yang main tusuk dari belakang buat sekedar cari keuntungan. Mereka bukan tipikal orang yang repot kalau harus kena debu, panas matahari atau keringatan. Atau gue ga perlu ketawa-ketawa palsu kalau mereka lagi bercanda padahal ga lucu dan muak sama bercandaan mereka. Kenyataannya, mereka semua ga lulus uji sensor kejiwaan alias SAKIT JIWA! (Gue masih kurang ngerti harus gimana menghadapi kenyataan ini, haruskan gue bersedih ataupun senang, terakhir kali gue lebih pilih ikutan uji kejiwaan ternyata hasilnya sama). Bercandaan mereka setara sama daya imajinasi gue, ga diatas atau dibawah sense of humor gue. Sederhana, gue hanya butuh orang-orang seperti ini buat ngilangin capeknya setelah pulang dari RS, bisa istirahat tenang tanpa harus dongkol karena kesel dengan salah satu penghuni kamar.
Satu setengah tahun bukan waktu yang sebentar, tapi bisa jadi waktu yang singkat kalau kita menjalaninya dengan ringan, ga ada kesel yang disimpan di hati. Gue pun masih belajar membaca dan mengerti isi hati dan pikiran kalian.
So, this is reality of our life...
kak Okky, Dhyta, Bang Eboy, Pipik, Sari, Ayu dan Mimi.
Kita bertahan sama-sama, jalanin sama-sama, sampai akhirnya mimpi kita yang sama berhasil jadi nyata juga sama-sama..
Semoga betah.
salam,
Ayu Retno
:)
0 komentar