Situbondo's Internship Squad

By 4/07/2016

Situbondo's Internship Squad
created by; mas pacar, Muler


Setelah gue sah dan lulus jadi dokter, salah satu program pemerintah mewajibkan dokter baru lulus seperti gue, bertugas ke daerah untuk (katanya) pengabdian sekaligus mempermantap skill dan kompetensi dokter, namanya internship. Ya! dan sekarang ini lah kehidupan sehari-hari gue, wara-wiri mengunakan jas putih, buntutin konsulen, tulis-tulis status pasien, dan kerjaan lainnya yang kalau dijabarkan bisa membuat anda sekalian berderai air mata. 

HEHEHE


Yes. I am a doctor internship.

Gue mendapatkan tempat--sebut saja pengabdian--di sebuah kota yang letaknya hampir di ujung Jawa, Situbondo. Dengan drama drama pemilihan wahana bersama #OrangeBoxFamily, memikirkan kemungkinan baik hingga buruk, dengan memakai banyak joki disana-sini, akhirnya gue terdampar di kota ini. Walau masih di pulau Jawa, tapi kota ini sudah sama sekali tidakk mengunakan bahasa Jawa, sama sekali gak! Hampir 95% penduduknya mengunakan bahasa Madura yang menurut gue seperti campuran Portugis-Arab, dan yang jelas bagi gue sangat sulit untuk mengerti pembicaraannya, kayak "berempa" "berema" "dema" itu lah.

Kalian pernah dengar Situbondo?

Atau pernah tau kalau di pulau Jawa ada daerah namanya Situbondo?

Pas jaman SD pernah denger kan proyeknya kerja rodinya Herman William Daendles, mantan Gubernur Jendral Hindia Belanda tahun 1800-an, dengan proyeknya membuat jalan 1000 km dari Anyer - Panarukan, NAAAAH! Ternyata Panarukan itu merupakan salah satu kabupaten di Situbondo. Selama ini gue berpikiran kalau Panarukan ada di daerah Banyuwangi, eetapi ternyata SALAH! Ternyata Panarukan ada di Situbondo. Dan di kota ini lah kehidupan setahun gue berjalan. 


sumber: google
kira-kira itu letak Situbondo
Keren kan? *hela nafas panjang*

Ya gitu lah.

Selama "mengabdi" di Situbondo, gue tidak sendiri, Departemen Kesehatan dan dengan izin Allah SWT menyatukan gue dengan enam orang untuk kerjasama bareng. I have no clue tentang mereka, diantara enam cuma satu yang gue kenal, namanya Febri dari Jakarta. YAIYA DIA ANAK ORANGEBOX WOY!


Kita berenam dari tiga daerah yang berbeda, dua orang dari Bali, gue dan Ebay dari Jakarta dan dua lagi asli orang Situbondo. Gue gak kebayang sih, kalau jaman dulu gak ada Sumpah Pemuda, gak ada yang mengikrarkan "bahasa persatuan; bahasa Indonesia", kayak apa kita komunikasi.

Jakarta: Eh gue minta tolong visite dong

Situbondo: Bede pasien gawat! Epaberema'e ye? Palengen engkok!

Bali: Aah pengeng ne pasien! pasien liu saja, luungan pules!

GAK NYAMBUNG BLAS!

Foto awal masih jaim

Tapi yaudah ternyata Tuhan menyisipkan cerita lain dibalik terbuangnya gue di kota ini dan bertemu mereka.

Awal ketemu, masih pemalu dan pendiem, jaga image dan wibawa. Lama-lama, HANCUR! Dari mulai hobi dicariin konsulen karena selalu saja ada kesalahan, galau digantungin konsul ke spesialis, keroyokan visite berlima di satu ruangan dan buat pusing perawatnya, pura-pura bego pas diminta jaga praktekan salah satu dokter senior yang namanya tidak boleh disebutkan, buat alasan fiktif untuk mangkir dari tugas dan nongkrong di Karto Cafe and Lounge (if you know what I mean), dan semua konspirasi yang mengarah hal-hal yang tidak boleh dilakukan.


But honestly, mereka lah pelipur lara selama gue di Situbondo. Gue seperti menemukan #OrangeBoxFamily versi TMII karena dari beragam daerah.




Enam orang dengan isi kepala berbeda, dari si pendiam yang mematenkan obat emergency bernama "keto-santa-rani", si ibu calon-kadinkes-Situbondo 2025, si Bali yang doyan makan dan hobi genitin cewek, atau si Bali yang gagal move on dari mantan yang pernah photo pre.... *sinyal hilang*


Jangan pernah bosan dan lelah yaa untuk mencari bahan tertawaan bersama.

Jangan pernah bosan buat terus menjelajah bareng, kemana itu pun.

Jangan pernah bosan untuk terus ikhlas menerima kata "tolong visite ya, dek".

Jangan pernah bosan untuk terus ANTUSIAS.

Jangan pernah bosan dan lupa, kalau sekarang kita keluarga, yang ditakdirkan Tuhan tapi dikumpulkan oleh pak Ananta KIDI. *bhihihik*





Semoga kita bisa kompak sampai saatnya nanti kita kembali ke kota asal masing-masing, berpisah di Dinkes Surabaya, sampai bisa bertemu lagi melalui undangan pernikahan kalian (kecuali ibuk Fista ya!) dan bertemu lagi di seminar spesialis se-Indonesia.


AMIN.

You Might Also Like

0 komentar