Minggu ke-10 di Jakarta
10 minggu di Jakarta....
Waktu yang tidak singkat, tapi tidak terlalu cepat. Membosankan? Mungkin bisa jadi. Tapi buat saya tidak...
Kamu alasannya. Bersyukur saya, ada kamu di kota ini. Bareng kamu di kota ini, saya sanggup membuat banyak cerita baru, melakukan apa saja yang kita senangi selagi jarak dekat, membagi tawa yang saya punya kepada kamu dan sebaliknya. Membuang-buang waktu di Jakarta bersama kamu adalah hal bodoh yang menyenangkan buat saya.
Kerennya, semua checklist berlibur saya selama di Jakarta sudah terlaksana! Mungkin kata Tuhan, biarlah ini menjadi kado buat saya. Kalau diminta untuk membalas, yakinlah saya tak akan pernah sanggup. Kado ini terlalu keren, kelewat keren. Hal terakhir yang saya lakukan, hanya bersyukur, bersyukur dan bersyukur kepada Sang Pemberi Kado.
Terimakasih Nyet...
Tanpa kamu di sini, ada di kota ini dan kebaikan dekan kamu yang meliburkan mahasiswanya bertepatan saya pulang liburan ke Jakarta.... Saya hanyalah anak rantau yang pulang ke kampung halamannya. Pengangguran hore, ga ada yang dikerjakan dan berujung dengan penumpukan lemak-lemak di pipi dan perut saya.
Tanpa kamu di kota ini, di Jakarta, saya hanyalah pendatang baru tanpa cerita-cerita keren, tanpa pernah menjeritkan "Dutaaaaaa!" dan kamu dengan sabar hanya memeluk saya dari belakang, tanpa pernah menemukan frame kacamata kamu yang buat hidup kamu lebih jelas, tanpa pernah duduk bareng dengan sahabat kecil kamu atau gembira bermain ayunan dengan Aisya dan tanpa pernah bolak-balik makan mie ayam Ojie dan yamin kesukaan saya.
Saya tidak perlu kok liburan mewah. Saya tidak butuh. Bisa mendengarkan cerita-cerita kamu yang selama ini selalu ditumpuk karena jarak-yang-ngeheknya-makin-ga-bisa-diteloransi atau sekedar duduk santai menikmati segelas kopi dengan Pillow cokelat berukuran party size dan membiarkan tawa pecah bersama, adalah liburan yang sesungguhnya liburan bagi saya.
Terimakasih karena (masih) bersedia tanpa paksaan menjadi tujuan saya pulang...
Terimakasih....
Karena membiarkan saya hampir sering mencuri waktu yang kamu punya. Untuk segala kesabaran kamu yang bentuknya berubah-ubah untuk menghadapi saya. Untuk Jakarta-nya dan semua cerita, mimpi, hashtag ciptaan kita dan pilihan hidup yang pernah saya layangkan ke kamu.
Tapi 10 minggu saya akan habis. Beberapa hari lagi, saya akan memperpanjang keanggotan di Paguyuban LDR Indonesia. Beberapa hari lagi, saya akan terbangun dan tidur ditempat yang berbeda tapi dengan pikiran yang sama, kamu.
*masukin baju kedalam koper*
*dadah ke Pak Sadi*
Berbaik hati dengan Jakarta ya Nyet. Selesaikan urusan kamu di kota ini. Kota ini yang akan jadi tempat dimana harapan akan diterbangkan ke langit doa, menjadi pijakan kamu menyelesaikan sekolah kamu dan membiarkan kamu memeluk mimpi.
Saya ada bersama kamu, ditempat biasa! *tunjuk ke dada* *tunjuk ke kepala*
Mari bersabar lagi demi kado Tuhan yang keren selanjutnya. Atau... Bersabar menunggu skenario epic Tuhan lainnya buat kita. Mungkin bukan di Jakarta, di kota lain, tapi dengan cerita yang berbeda... tanpa ada yang dijemput dan menjemput, karena kita akan datang dan pergi dengan tujuan yang sama. Bersama... Amin.
0 komentar